Tidakdisangka, ternyata praktik tersebut bisa diterima oleh masyarakat Jawa dan bisa jadi atas alasan memuaskan perempuan secara lahir batin itulah, yang membuat masyarakat Jawa bisa menerima praktik pergowokan dan menjadikannya sebagai sebuah tradisi. Sementara itu, seorang gowok lumrahnya disewa oleh seorang ayah untuk melatih anak laki
Tarian Bali – Setelah pada pembahasan sebelumnya yaitu tentang, pakaian adat Bali, senjata tradisional Bali, dan juga suku bangsa Bali. Pada kesempatan kali ini, akan menyajikan artikel tentang tarian khas Bali yang tidak kalah unik dan juga populer dibandingkan dengan tarian tradisional lainnya. Bali adalah salah satu destinasi wisata yang menjadi wajah Indonesia bagi para wisatawan mancanegara. Pulau Dewata ini telah menyimpan beragam kearifan lokal dengan keanekaragama budaya pada setiap sudutnya. Salah satu dari warisan kebudayaan yang telah menjadi karakter Bali yaitu dari Tarian tradisionalnya. Hal ini dapat dilihat pada saat kita berkunjung ke Bali. Hampir dapat dipastikan, kita akan disuguhi dengan aneka jenis tarian khas Bali. Tarian ini dapat dibawakan oleh seluruh elemen masyarakat, baik itu orang tua, muda, laki-laki maupun perempuan. Keelokan tari asli Bali Nampak dari gerakan, iringan musik, arti dan juga filosofi yang dikisahkan, kesakralan, nilai budaya, dan penggunaan kostum serta properti pada saat menari. Tari bali adalah pintu bagi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk lebih mengenal warisan luhur Pulau Dewata ini. Oleh sebab itu, diperlukan beberapa perlakuan dan kesadaran untuk dapat menjaga eksistensi budaya Indonesia agar tetap lestari di masa mendatang. Seperti dengan menggelar pementasan saat upacara budaya dan keagamaan, sebagai sarana hiburan, ajang komunikasi masyarakat, dan juga mempelajari aneka tarian tradisional khas daerah masing-masing. Seni TariTari TradisionalTarian BaliJenis-jenis Tarian Bali1. Tari Kecak2. Tari Barong3. Tari Cendrawasih Bali4. Tari Kebyar Duduk Bali5. Tari Topeng Bali6. Tari Puspanjali7. Tari Baris8. Tari Janger Bali9. Tari Tenun Bali10. Tari Gambuh Bali11. Tari Telek Bali12. Tari Wiranata13. Tari Panyembrama14. Tari Sanghyang Bali15. Tari Kupu-Kupu Bali16. Tari Baris Tunggal17. Tari Wirayuda Bali18. Tari Trunajaya Bali19. Tari Legong Bali20. Tari Pendet Bali21. Tari Durga Mahisasura Mardini22. Tari Cilinaya Bali23. Tari Panji Semirang Daerah Bali24. Tari Margapati25. Tari Gopala26. Tari Condong28. Tari Belibis29. Tari Manukrawa30. Tari Rejang BaliPenutup Seni Tari Sumber Seni tari adalah bagian dari sebuah kesenian dengan media ungkapan gerakan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia telah menyampaikan pengertian seni tari yaitu salah satu bentuk kesenian yang mempunyai media ungkap atau substansi gerak melalui gerakan manusia. Adapula pengertian lain tentang seni tari, seperti berdasarkan KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia yang telah menjelaskan bahwa seni tari ialah aliran seni yang berkaitan dengan gerak badan tangan dan lainnya yang berirama dan pada umumnya diiringi bunyi musik gamelan dan lainnya. Substansi dasar di dalam tarian yaitu gerak. Namun gerak yang dimaksud bukan gerakan realistis atau keseharian, melainkan sebuah gerakan ekspresif. Gerak ekspresif adalah gerakan indah dan mampu untuk mempengaruhi perasaan melalui ritme tertentu. Gerak indah tersebut tidak terbatas pada gerakan lembut atau halus, karena dapat juga gerakan kuat, kasar, keras, dan juga penuh tekanan dapat menghasilkan gerakan yang indah. Baca juga Tarian Jawa Timur Tari Tradisional sumber Setidaknya ada lebih dari 117 tarian daerah yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia. Beberapa diantaranya bahkan sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia, misalnya tari Bali yaitu tari barong ket, tari baris, tari rejang, tari legong keraton, dan tarian lain sebagainya. Tari tradisional merupakan suatu tarian yang berasal dari masyarakat daerah tertentu yang secara turun-temurun di wariskan serta sudah menjadi budaya asli masyarakat setempat. Suatu tarian dapat dikategorikan sebagai salah satu tari tradisional jika mempunyai ciri misalnya berkembang secara turun-temurun, diiringi musik tradisional, dan juga berkembang di masyarakat umum. Tari tradisional di Indonesia dibagi menjadi 3 jenis tarian, yakni tari klasik yang merupakan tari tradisional yang lahir di lingkungan kraton, hidup dan berkembang pada sejak zaman feudal, serta dapat diwariskan secara turun temurun di kalangan bangsawan. Contohnya yaitu tari serimpi, tari bedhaya, tari bondan dan sebagainya. Kemudian untuk tari kerakyatan atau folkasik adalah salah satu tarian tradisional yang lagi dari kebudayaan masyarakat lokal, hidup, dan berkembang di masa primitif serta diturunkan secara waris sampai saat ini. Misalnya yaitu tari polostom, bardin, dan juga erang. Sedangkan untuk tari kreasi baru merupakan tarian klasik yang diubah dan dikembangkan sesuai zaman dengan cara mempertahankan nilai yang dimilikinya. Misalnya yaitu tari merak dan juga tari kupu-kupu. Sumber Tarian adat tradisional Bali adalah salah satu warisan budaya dari leluhur yang sudah sebaiknya dilestarikan oleh masyarakat Indonesia, khususnya para warga Bali itu sendiri. Di dalam dunia pendidikan, tarian Bali harus terus dipelajari oleh murid serta guru. Jangan sampai dihilangkan atau malah dijauhkan dari dunia akademis. Jika ini nantinya terjadi, maka perlahan banyak warga Bali yang akan meninggalkan seni tari Bali tersebut. Kita tidak dapat menepiskan bahwa , masifnya budaya asing akan terus menggempur Indonesia, masuk terus menerus dan kemudian mempengaruhi banyak remaja-remaja di Indonesia. Padahal kita paham betul bahwa belum tentu budaya asing lebih baik daripada budaya dalam negeri ini sendiri. Hanya saja di dalam era globalisasi sekarang ini, kita tidak dapat mencegah informasi budaya asing yang masuk ke Indonesia. Yang dapat kita lakukan yaitu memperkuat imunitas budaya nusantara agar tetap di gemari di masyarakat Indonesia. Jenis-jenis Tarian Bali sumber Baiklah, tanpa berlama-lama lagi, langsung kita bahas satu persatu tentang ulasan dari tarian adat tradisional daerah Bali dan juga fakta yang harus diketahui oleh banyak orang. 1. Tari Kecak Tari Kecak merupakan tarian tradisional Bali yang telah memadukan seni tari dan juga kisah drama, terutama yaitu kisah tentang lakon Ramayana. Hampir semua pemain utamanya yaitu laki-laki, kecuali Dewi Sita dan juga beberapa pengiring perempuannya. Tari Kecak ini sendiri diciptakan dan dipopulerkan oleh Wayan Limbak bersama dengan seorang pelukis asal Negara Jerman yaitu Walter Spies pada tahun 1930 an. Di dalam pertunjukan tarian ini menggunakan banyak penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan kata “cak” dan kemudian mengangkat kedua lengan, selain itu ada pula para penari utama yang menjadi lakon memerankan tokoh-tokoh Ramayana misalnya Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan juga Sugriwa. Penggalan epos yang dilakonkan di dalam tari kecak merupakan kisah Ramayana saat barisan kera dan anoman membantu Rama melawan Rahwana. Para penari yang duduk melingkar tersebut memakai kain poleng atau kain motif kotak-kotak putih hitam layaknya papan catur melingkari pinggang mereka. 2. Tari Barong Jika pada budaya Cina sering kita melihat pertunjukan aksi Barongsai, maka di daerah Bali juga mempunyai tari serupa yang bernama tari Barong. Tarian ini dapat diperkirakan telah ada sebelum munculnya agama Hindu di Nusantara sehingga tarian ini adalah tari sakral yang hanya dapat dipentaskan pada upacara ritual tertentu. Kata Barong ini berasal dari kata “bahruang” yang berarti juga beruang. Tari Barong dimainkan oleh 2 orang laki-laki yang bertindak sebagai bagian kepala serta bagian badan barong sehingga kelihatannya seperti binatang berkaki empat. Ada beragam tari barong dengan fungsi dan juga tradisi yang berbeda, diantaranya yaitu tari barong macan, barong bangkal, barong gajah, barong asu, barong blasblasan, barong landing, barong keket atau ket. Tari Barong yang biasa ditampilkan pada saat ini yaitu tari barong ket. Jenis tari barong ini mempunyai kostum dan juga gerak tari yang lengkap, bentuknya yaitu perpaduan antara binatang singa, sapi atau boma, dan macan. 3. Tari Cendrawasih Bali I Gde Manik merupakan orang yang telah menciptakan tari cendrawasih dan pertama kali ditampilkan di subdistrik atau kecamatan Sawan di Kabupaten Buleleng pada tahun 1920an. Akan tetapi tari Cendrawasih yang biasa dipertunjukan pada masa kini merupakan hasil olahan koreografi oleh N. L. N. Swasthi Wijaya Bandem, yang telah diaransemenkan pada penampilan pertamanya pada tahun 1988. Tari Cendarwasih Bali menggambarkan keindahan dari burung Cendrawasih. Burung yang merupakan salah satu ikon di tanah Papua tersebut dalam masyarakat Bali dikenal sebagai Manuk Dewata. Tari Cendrawasih ini dapat dipentaskan oleh 2 orang wanita yang berperan sebagai burung cendrawasih jantan dan juga cedrawasih betina. Gerak dari kedua burung ini ibarat seorang sepasang burung yang telah memadu kasih. Mereka meliuk-liuk layaknya sedang menari dan juga menyanyi ketika menjelang perkawinan. 4. Tari Kebyar Duduk Bali Tari Kebyar duduk ini diciptakan oleh seorang maestro seni asal kabupaten Tabanan Bali pada tahun 1925 yang bernama I Ketut Mario. Tari kebyar duduk juga biasa disebut dengan tari Kebyar Terompong jika tarian ini dimainkan menggunakan instrument Terompong. Tari ini dinamakan Kebyar Duduk karena sebagian besar gerak-gerakan tarinya dilakukan dalam posisi duduk dengan kedua kaki menyilang atau bersila. Bagian dari gerak tari yang dapat dilakukan dengan posisi sulit yaitu setengah jongkok, dan juga terlihat unik ketika penari dapat bergerak melangkah atau berpindah tempat dengan begitu cepat. Sama halnya dengan tarian Baris, tari Kebyar Duduk adalah tarian tunggal. Jika tari Baris mengilustrasikan gerakan para ksatria atau prajurit Bali pada umumnya. Dalam tarian Kebyar penekannya yaitu pada penari itu sendiri yang menginterpresentasikan nuansa musik dengan ekspresi wajah dan gerakan. Pencipta dari tarian ini terdiri atas empat bagian, yakni kebyar, pepeson, pangandeng, dan juga pangecet. Tari Kebyar Duduk menggambarkan seorang pemuda yang menari dengan sangat lincah mengikuti irama gamelan. 5. Tari Topeng Bali Tari topeng merupakan salah satu tari tradisional bali yang sakral bagi masyarakat bali. Jika kita berbicara tentang budaya tanah air, maka Indonesia mempunyai beberapa tari topeng, antara lain yaitu tari Topeng Cirebon dari Jawa Barat, Topeng Reog, Topeng Malang, Topeng Ireng, dan Tari Topeng lainnya. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa topeng telah ada di dunia sejak prasejarah. Aksesoris yang dipakai pada wajah ini juga dapat dimanfaatkan di dalam pertunjukan seni drama dan juga seni tari. Pada masyarakat hindu bali keberadaan dari topeng sangat berkaitan erat dengan ritual keagamaan. Topeng Bali merupakan sebuah tradisi yang kental dengan nuansa ritual magis, pada umumnya yang ditampilkan di tengah masyarakat yaitu seni yang disakralkan. Tuah dari topeng yang telah merepresentasikan dewa-dewa sudah dipercaya mampu menganugrahkan ketentraman dan juga keselamatan. 6. Tari Puspanjali Tari Puspanjali adalah tari penyambutan untuk para tamu kehormatan. Tarian ini dapat dipentaskan oleh penari putri dengan jumlah penari antara 5-7 orang dengan membawa bokoran atau piring tradisional yang berisi aneka kuntum bunga harum. Tari Puspanjali dapat menampilkan gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis yang juga dinamis. Puspanjali ini berasal dari kata puspa bunga dan Anjali sambutan penghormatan. Tarian ini banyak mengambil inspirasi dari gerakan tarian Rejang, dan juga menggambarkan sejumlah gadis dengan penuh rasa hormat menyongsong kedatangan para tamu yang datang ke pulau mereka. Tarian Puspanjali ini telah diciptakan oleh Swasthi Wijaya penata tari dan I Nyoman Windha penata tabuh pengiring pada tahun 1989. 7. Tari Baris Tari Baris adalah salah satu tari perang yang menggambarkan keperkasaan para prajurit atau ksatria. Tari Baris umumnya dipentaskan oleh 8 sampai 40 pria yang menggunakan pakaian tradisional para pejuang lengkap dengan ornament pada kepala, lamak, badog, awir, baju beludru, dan celana panjang. Tari Baris adalah salah satu tarian sakral yang biasanya dipertunjukan pada moment-moment khusus di area pura. Di dalam peragaan tarinya, tari Baris diawali dengan gerakan yang hati-hati layaknya seorang prajurit yang sedang mencari musuhnya di daerah yang belum dikenal. Ketika sampai di tengah panggung, para penari tersebut mulai berjinjit, bergerak lebih cepat dan dengan gerakan yang gesit berputar di atas satu kaki. Masyarakat setempat telah percaya bahwa pementasan tari Baris di perayaan tertentu mempunyai kekuatan magis para dewa dewi dan juga leluhur turun di dunia untuk memberi berkat. Jadi tarian ini dipersembahkan untuk mereka sebagai pertunjukan serta rasa syukur.. Baca Juga Pakaian Adat Sumatera Utara 8. Tari Janger Bali Tari Janger ini sudah muncul di era tahun 1930 an, tarian ini muncul dilator belakangi oleh nyanyian bersahut-sahutan dari orang-orang yang memetik kopi. Nyanyain sahut-sahutan tersebut mempunyai tujuan untuk menghapuskan rasa lelah pada saat memanen biji kopi. Nyanyian sederhana inilah yang kemudian telah berkembang dan menjadi inspirasi terciptanya tari Janger. Tari Janger ini dimainkan secara berpasangan dengan jumlah penari 10 sampai 16 orang, lalu dibagi dalam kelompok putri yang dinamakan janger dan juga dinamakan kecak. Mereka menari sambil menyanyikan lagu Janger secara bersahut-sahutan. Lirik lagu Janger ini sendiri telah diadopsi dari nyanyain Sanghyang, sebuah tarian ritual kuno. 9. Tari Tenun Bali Tari Tenun ini diciptakan oleh I Nyoman Ridet dan juga I Wayan Likes pada tahun 1962. Tari tenun ini juga mempunyai fungsi untuk melestarikan kebudayaan tenun-menenun yang ada di daerah Bali dan melestarikan alat-alat tradisional yang dipakai dalam menenun. Kisah penggambaran tari tenun dimuai dari sebuah proses memintal benang sampai pada proses menenun dengan perasaan senang dan juga gembira. Tarian ini biasanya dibawakan oleh tiga orang penari atau lebih. Busana dari Tari Tenun terdiri dari Kepala menggunakan lelunakan, pakaiannya terdiri dari tapih, kamen, dan juga selendang yang dililitkan di dada dan sabuk prada, tata rias hampir sama dengan tarian lain; bunga sandat 3 buah di gunakan di kepala. 10. Tari Gambuh Bali Tari Gambuh merupakan sebuah drama tari warisan budaya Bali yang telah memperoleh pengaruh dan juga drama tari zaman Jawa-Hindhu di daerah Jawa Timur, yang dikenal dengan nama Raket Lalaokaran. Raket Lalaokaran yang dapat disebut Gambuh Ariar merupakan pertunjukan berlakon yang merupakan perpaduan antara Raket dengan Gambuh. Gambuh abad XVI ini merupakan tarian perang yang merupakan kelanjutan dan Bhata Mapdtra Yuddha, yaitu tarian perang untuk menghibur rakyat Majapahit yang sedang melakukan upacara Shreiddha. Drama tari klasik yang telah lahir di Puri pada masa lampau, masih terus dilestarikan diberbagai daerah di Bali yang pada zaman dahulu adalah wilayah kekuasaan kerajaan. Raket telah mengalami perjalanan sejarah yang panjang dan baru disebut lagi dalam Kidung Warjban Wideya pada abad XVI. Kemudian tarian ini berkembang dan juga lestari di Bali serta memberi pengaruh kesenian masyarakat Bali. Salah satu drama tari yang telah mendapat pengaruh dari Gambuh yaitu drama tari opera arja. Arja merupakan drama tari opera yang memakai tembang dan dialog sebagai media ungkap lakon yang ditampilkan. 11. Tari Telek Bali Tari Telek sampai sekarang ini masih sering dipentaskan secara teratur oleh sejumlah banjar atau desa adat di Bumi Serombotan, Klungkung. Jenis tari wali ini adalah warisan leluhur yang pantang untuk tidak dipentaskan. Keyakinan ini begitu mengkristal dihati karma Banjar adat Pancoran. Gelgel dan Desa Adat Jumpai, mereka telah melestarikan kesenian ini dari tahun ke tahun, dari sebuah generasi ke generasi sampai tidak tergerus oleh arus zaman. Begitu kuatnya mereka dalam menjaga kesenian ini, sampai-sampai seluruh pakem pada pementasan Tari Telek ini dipertahankan secara sakler. Warga setempat telah meyakini bahwa pementasan Telek ini sebagai salah satu sarana untuk meminang keselamatan dunia, khususnya di daerah wilayah banjar atau desa adat mereka. Jika nekat tidak mementaskan tarian ini, sama halnya dengan mengundang kehadiran sasab penyakit pada manusia, merana hama-penyakit pada tanaman dan ternak, dan juga marabahaya lainnya yang dapat mengacaukan harmonisasi didunia. 12. Tari Wiranata Tari Wiranata ini telah menggambarkan kesan gagah dari seorang penari dan cocok sekali dalam melukiskan seseorang yang telah mempunyai pengaruh dan wibawa misalnya seorang raja. Di dalam pertunjukannya, tari Wiranata pada umumnya dapat ditarikan oleh remaja putri. Namun memungkinkan juga ditarikan oleh penari putra, baik itu dalam pementasan berkelompok atau seorang diri. Tarian ini adalah tari kreasi yang telah diciptakan oleh I Nyoman Ridet pada tahun 1960. 13. Tari Panyembrama Tari Panyembrama merupakan jenis tarian penyambutan, tari ini juga sering dipentaskan di dalam upacara agama hindu di pura sebagai tari pelengkap persembahan sebelum tari Sanghyang atau tari Rejang. Gamelan yang dipakai di dalam tarian ini yaitu gong kebyar dan dalam pentasnya memakai pakaian adat Bali. Tari Panyembrama ini dipentaskan oleh sejumlah penari perempuan yang dirancang sedemikian rupa, sampai lirik mata, senyum , dan gerak gemulai tubuhnya dapat terlihat anggun mempesona. Tarian ini telah diciptakan oleh I Wayan Berata pada tahun 1970. 14. Tari Sanghyang Bali Salah satu tari sakral seorang umat Hindu di pulau Bali yaitu tari Sanghyang. Tari yang merupakan sisa-sisa kebudayaan pra-hindhu ini umumnya ditarikan oleh dua gadis yang masih kecil dan juga dianggap masih suci. Sebelum dapat menarikan tari sanghyang ini para calon penarinya harus menjalankan beberapa pantangan, misalnya tidak boleh lewat di bawah jemuran pakaian, tidak boleh berkata jorok dan juga kasar, tidak boleh berbohong, dan juga tidak boleh mencuri. Tarian ini sendiri biasa dipentaskan untuk fungsi sebagai pelengkap upacara atau sebagai media untuk mengusir wabah penyakit yang sedang melanda suatu desa atau daerah. Selain untuk dapat mengusir wabah penyakit, tarian ini juga dipakai sebagai sarana pelindung terhadap ancaman dari kekuatan magi hitam. Tari Sanghyang ada beberapa jenis diantaranya yaitu Sanghyang Dedari, Sanghyang Deling, Sanghyang Penyalin, dan juga Sanghyang Celeng. 15. Tari Kupu-Kupu Bali Menurut catatan sejarah tarian Bali, tari Kupu-kupu ini telah diciptakan oleh I Wayan Beratha pada tahun 1960an. Tarian kupu-kupu adalah jenis tarian groub putri yang dapat dimainkan oleh 5 orang perempuan atau lebih. Tarian ini telah menggambarkan binatang kupu-kupu berwarna biru tua atau tarum yang sedang terbang dan hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya. Secara filosofis, tarian kupu-kupu ini merupakan penggambaran keindahan, kedamaian, dan juga eksotoknya pulau Bali. Baca juga Tarian Aceh 16. Tari Baris Tunggal Menurut beberapa informasi yang terdapat di Kidung Sunda, tarian ini dapat diperkirakan sudah ada sejak pertengahan abad ke 16. Dinaskah tersebut terdapat sebuah keterangan tentang adanya tujuh jenis baris yang dapat dibawakan di dalam upacara kremasi di Jawa. Selain itu, terdapat juga sebuah keterangan yaitu pada awal kemunculannya tari baris Tunggal ini adalah bagian dari ritual keagamaan pada saat itu. 17. Tari Wirayuda Bali Tari Wirayuda adalah salah satu tarian yang bertemakan peperangan dan menunjukan kegagahan sosok laki-laki prajurit kerajaan. Tari Wirayuda ini sendiri berasal dari dua kata, yaitu wira yang berarti pahlawan dan yudha yang berarti perang. Tari ini dapat ditarikan oleh 2 sampai 4 pasang penari pria yang membawa senjata tombak. Tarian ini adalah seni kreasi tari tradisional modern yang diciptakan oleh I Wayan Dibia pada tahun 1979 melalui Sanggar Tari Bali Waturenggong. Tari Wiyayudha ini diciptakan untuk menggambarkan sekelompok prajurit bali dwipa yang sedang bersiap-siap untuk maju ke medan perang. Di dalam pementasannya, para penari tersebut menggunakan hiasan ikat kepala berbentuk udengan-udengan. 18. Tari Trunajaya Bali Tari Trunajaya menggambarkan gerak gerik seorang pemuda yang baru menginjak usia dewasa. Tarian ini berasal dari kata teruna yang artinya pemuda dan juga jaya artinya jaya puncak. Gerakan dan juga ekspresinya telah menggambarkan prilaku seorang remaja yang tubuh kuat, penuh enerjik, emosional, dan gerakannya senantiasa untuk memikat hati seorang gadis. Tari Trunajaya ini termasuk tari putra dengan ekspresif keras. Kreasi tarian yang berasal dari daerah Bali Utara ini diciptakan untuk sebuah tarian hiburan yang dapat dinikmati saat-saat perayaan tertentu. Tari Trunajaya termasuk dalam kategori balih-balihan atau sebagai tarian media hiburan. Tari Trunajaya ini diciptakan pada tahun 1915 oleh Pan Wandres dalam kebyar Legong dan lalu disempurnakan oleh I Gede Manik. Sebagai salah satu media hiburan tarian ini dapat dipentaskan dimana saja. Misalnya di halaman pura, di lapangan atau panggung tertutup maupun panggung terbuka, dan di tempat-tempat lainnya. 19. Tari Legong Bali Pada awalnya tarian ini hanya dipertontonkan di lingkungan kraton. Kata Legong ini berasal dari kata “leg” yang berarti luwes atau elastis, dan kata “gong” yang berarti musik gamelan. Dengan demikian arti dari Legong berarti tarian lemah gemulai yang terikat oleh irama musik gamelan gong. Tari Legong adalah salah satu tari klasik yang telah tercipta pada zaman kerajaan. Ada beberapa jenis tari Legong yang eksit dan telah berkembang di Bali, antara lain tari Legong Lasem atau kraton, Legong Jobog, Legong Legod Bawa, Legong Kuntul, Legong Smaradahana, dan juga Legong Sudarsana. Tari Legong ini ditarikan oleh 2-3 orang penari yang menghadirkan tokoh “Condong”, sebagai pembuka tarian ini, namun ada kalanya tari legong ini tidak dapat menghadirkan tokoh tersebut, tergantung dari jumlah penarinya. Gamelan yang telah mengiringinya di kenal dengan nama Semar Pegulingan. Ciri khas lain yang lain dari Tari Legong merupakan penarinya menggunakan kipas, kecuali penari dengan tokoh Condong. 20. Tari Pendet Bali Tarian ini sebagai simbol penyambutan atas turunnya dewa dan dewi ke alam dunia. Tari Pendet merupakan jenis tari klasik yang dipentaskan dalam kegiatan pemujaan atau upacara keagamaan di pura. Seiring dengan perkembangan zaman, tari penyambutan ini telah diadopsi menjadi tari hiburan balih-balihan untuk menyambut tamu dari tari pembukaan dalam acara resmi. Pada tarian ini, kita akan sedikit mempelajari gerakan-gerakan dasar tari Bali. Tidak seperti halnya tarian pertunjukan yang telah memerlukan pelatihan intensif, Pandet dapat juga ditarikan oleh semua orang, namun kebanyakan wanita, dewasa maupun gadis dengan menari sambil membawakan perlengkapan sesajen hiasan bunga. Tarian ini telah diajarkan paling pertama kali jika kita ingin mempelajari tari Bali, karena tari Pendet ini semacam basic untuk dapat menari tarian yang lainnya. 21. Tari Durga Mahisasura Mardini Tari Durga Mahisasura Mardini adalah salah satu tari kreasi yang telah terinspirasi dari kisah Durga Mahisasura Mardini yang tertulis didalam lontar Siwagama. Secara umum, garapan dari tari kreasi ini tidak lepas dari latar belakang budaya Bali. Sebagai salah satu wilayah tempat kisah Durga Mahisasura Mardini lahir dan juga berkembang. Selain itu juga dari segi estetis. Tarian kreasi ini juga tidak lepas dari esensi tarian bali yang ada pada umumnya. Tata rias, busana yang digunakan, hingga musik yang mengiringinya. Baca juga Pakaian Adat Dayak 22. Tari Cilinaya Bali Tari Cilinaya ini pada awalnya telah diciptakan untuk dipentaskan oleh Sekaa Gong Patra Kencana Singapadu. Tarian ini telah diciptakan oleh I Wayan Dibia yakni salah satu seorang maestro tari tradisional Bali pada tahun 1986. Gagasan lahirnya dari tarian ini telah terinspirasi dari ornament cili. Cili sendiri adalah salah satu ornament khas didalam busana para penari tari Cili yang berupa sehelai kain panjang yang pada bagian ujungnya lancip dengan motif yang berwarna-warni. Cili yang sudah menjadi bagian busana para penari melambangkan sebuah keceriaan dan juga kegembiraan melalui pesan utama dan tarian ini. 23. Tari Panji Semirang Daerah Bali Tarian Panjing Semirang ini termasuk tari pertunjukan atau hiburan sehingga tidak dipentaskan di areal pura. Tarian ini telah mengisahkan tentang seorang putri raja yang bernama Galuh Candrakirana yang telah pergi mengembara ke luar istana dan menyamar menjadi laki-laki yang bernama Raden Panji. Tari Panji Semirang ini adalah sebuah tarian yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada tahun 1942. 24. Tari Margapati Tari Margapati ini telah diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada tahun 1942. Tari Margapati ini berasal dari kata marga yang berarti binatang, dan pati yang berarti raja. Tari ini merupakan sebuah tarian yang telah melukiskan gerak-gerak seekor raja hutan atau singa yang sedang berkelana di tengah hutan untuk dapat memburu mangsanya. Tarian ini adalah tari Tunggal yang ditarikan oleh satu orang penari putar. Namun dalam hal ini tari Margapati dapat dibawakan oleh seorang perempuan dengan ekpresi mimik yang gagah. Tari Margapati dalam tari profan mempunyai fungsi sebagai media hiburan di masyarakat dan biasa dipentaskan dalam mengisi acara upacara agama atau upacara resmi lainnya. 25. Tari Gopala Tarian Gopala ini merupakan ciptaan bersama antara I Nyoman Suarsa penata tari dan juga I Ketut Gede Asnawa sebagai penata iringan dengan ekspresi gerakan tari yang humoris dengan materi gerak yang merupakan perpaduan antara gerak-gerik tari Bali yang sudah ada. Tari Gopala adalah tari tradisi Bali yang telah menceritakan tingkah laku sekelompok penggembala sapi di suatu ladang atau tempat penggembalaan. Kata Gopala ini diambil dari bahasa Kawi yang berarti penggembala sapi. Tari Gopala ini umumnya dipentaskan oleh 4 sampai 8 orang penari putra. 26. Tari Condong Tari Condong merupakan tari tradisional yang dapat diperkirakan tercipta pada abad ke 19 di lingkungan kraton atau istana kerajaan Bali, sehingga tidak dapat diketahui lagi dengan pasti tokoh yang telah menciptakan tari. Tari Condong umumnya dipakai sebagai pendahuluan dari tari legong, tarian ini bawakan dengan diiringi oleh gamelan pangulingan. Menurut kepercayaan para masyarakat, bahwa asal mula tari ini berasal dari seorang pangeran dari Sukawati yang sakit parah. Kemudia ia mendapatkan penglihatan gaib dua gadis cantik yang menari dengan anggun yang ditemani musik gamelan. Setelah pangeran tersebut sudah sehat kembali, pangeran ini mengulang tarian yang pernah dilihatnya tersebut. 27. Tari Ciwa Nataraja Tarian Siwa Nataraja merupakan simbol dari agama, ilmu, dan juga seni pengetahuan yang digabungkan menjadi satu. Tari Ciwa Nataraja adalah sebuah tari Ciwa Nataraja merupakan manifestasi Siwa sebagai penari tertinggi alias dewanya para penari. Gerakan Ciwa adalah pancaran tenaga prima yang lalu menyatu sehingga terciptalah alam semesta ini. Begitu menurut kepercayaan masyarakat Bali. Dalam tarian Brahman yang tanpa akhir dari sebuah penciptaan, pemeliharaan dan peleburan, tersembunyi suatu pengertian yang dalam tentang alam semesta kita. Nataraja, Raja Tari, memiliki empat tangan. Tangan kanan atas memegang drum atau gendering dari mana hasil-hasil ciptaan terus keluar tiada hentinya Tuhan merupakan sumber dari segala ciptaan. 28. Tari Belibis Tari Belibis ini diciptakan oleh Swasthi Wijaya Bamdem koreografer dan juga I Nyoman Widha selaku pengiring tabuh pada tahun 1984. Tarian ini telah diilhami oleh cerita Angling Dharma yang merupakan seorang Raja. Di dalam pengembaraannya, Angkling Dharma bertemudengan seorang putri raksasa pemakan manusia. Raksasa tersebut merasa khawatir rahasianya diketahui oleh Angling Dharma, kemudian dikutuklah Angling Dharma menjadi seekor burung Belibis yang hidup di air. Tarian ini ditarikan oleh seorag perempuan secara berkelompok. Gerakan dari tari burung Blibis tidak hanya berkaitan dengan kelenturan tubuh, akan tetapi juga berhubungan dengan tenaga yang dipakai. Misalnya layaknya seorang burung, tari Blibis mengedepankan gerakan kepala dan juga leher, pandangan mata, dan juga gerakl tangan serta gerak kaki. Musik dan juga gamelan yang telah mengiringi tarian ini terkesan licah dan agresif. Beberapa alat musik yang dipakai antara lain gangsa, cengceng, reong, kempul, penyahcah, suling, gong, kendang, jegogan, dan juga kajar. Baca juga Tarian Lampung 29. Tari Manukrawa Pada awal mulanya tarian Manukrawa ini adalah bagian dari sendratari Mahabharat Bale Gala-Gala karya tim Sendratari Ramayana atau Mahabharata di daerah provinsi Bali yang ditampilkan dalam pesta kesenian Bali pada tahun 1980. Kemudian keindahan dari tari ini dikembangkan menjadi tari lepas untuk tujuan media hiburan. Tarian Manukrawa pertama kali diciptakan pada tahun 1981 oleh I Wayan Dibia seorang koreografer dan I Wayan Beratha seorang composer. Merujuk asal katanya, Manukrawa ini berasal dari kata Manuk yang artinya burung dan rawa yang artinya rawa-rawa. Tarian ini pada umumnya dipentaskan oleh 5 sampai 7 orang penari wanita. Tarian Manukrawa adalah salah satu tarian kreasi baru yang menggambarkan perilaku sekolompok burung manuk air rawa sebagai yang telah dikisahkan didalam cerita Wana Parwa di Eppos Mahabharata. Gerakan dari tari ini diambil dari tari klasik Bali yang dipadukan dengan gerakan tari dari daerah Jawa dan Sunda, yang sudah dimodifikasikan sesuai dengan tuntunan keindahan. Tari Manukrawa sering dipentaskan oleh anak-anak dengan gerakan yang ekspresif yaitu termasuk gerakan loncat dan jongkok yang telah menggambarkan kelincahan burung rawa. 30. Tari Rejang Bali Tarian Rejang Bali ini berfungsi sebagai salah satu ungkapan rasa syukur dan penghomatan mereka kepada dewa atas berkenannya turun ke Bumi. Tarian ini dapat dilakukan sebagai persembahan suci untuk menyambut kedatangan para dewa yang turun ke Bumi, oleh sebab itu Tari Rejang ini adalah tarian persembahan suci dalam menyambut kedatangan para dewa yang datang dari khayangan dan turun ke Bumi. Tari tradisional Bali yang juga populer pada saat kegiatan upacara keagamaan di pura yaitu Tari Rejang. Gerak-gerik dari tari ini sangat sederhana namun progresif dan lincah. Tarian ini dapat dipentaskan atau ditarikan oleh penari-penari perempuan Bali dengan penuh rasa hidmat, penuh rasa pengabdian kepada Dewa-Dewi Hindhu dan penuh penjiwaan. Para penarinya memakai pakaian upacara yang meriah dengan banyak dekorasi-dekorasi, menari dengan berbaris melingkari halaman putra atau pelinggih yang kadang kala dilakukan dengan cara berpegang-pegangan tangan. Tari Rejang ada beragam jenisnya sesuai dengan fungsi tertentu, diantaranya yaitu Rejang Renteng, Rejang Bengkel, Rejang Ayodpadi, Rejang Galuh, Rejang Dewa, Rejang Membingin, Rejang Palak, Rejang Makitut, Rejang Haja, serta Rejang Negara. Menurut beberapa sumber sejarah yang ada, Tari Rejang dapat diperkirakan sudah ada sejak jaman pra-Hindhu. Penutup Demikian yang dapat kami sampaikan tentang macam-macam tarian adat tradisional Bali yang telah kami sampaikan kepada Anda dan semoga dapat memberikan manfaat. Jangan ragu untuk selalu membagikan informasi kepada orang-orang yang membutuhkannya. Tarian Bali
Berikutnyaadalah Tari Panji Semirang, salah satu contoh tari tunggal dari Bali, dimana penciptanya adalah I Nyoman Kaler, pada sekitar tahun 1942. Karena usianya sudah cukup lama, tarian ini telah digolongkan jenis tari klasik. Tari Panji Semirang bercerita tentang pengembaraan Galuh Candrakirana, dalam mencari kekasihnya Raden Panji Inu
Tari yang Berasal dari Bali – Bali merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia dan terkenal dengan budaya serta tempat-tempat wisata eksotis termasuk pantai-pantainya yang indah. Selain itu, Bali memiliki beragam kearifan lokal yang menarik hati para wisatawan domestik hingga mancanegara. Salah satu budaya yang dimiliki oleh Bali adalah tarian khasnya. Bukan hanya sekadar tari saja, tarian tradisional Bali memiliki makna dan kisah di baliknya. Seperti tarian yang terkenal, yaitu tari kecak dan kerap dipertontonkan kepada para wisatawan. Nah, selain tari kecak sebenarnya apa saja sih tari khas Bali? Simak artikel ini hingga akhir artikel ya! Nama-Nama Tari yang Berasal dari Bali1. Tari Panji Semirang2. Tari Margapati3. Tari Wirayudha4. Tari Condong5. Tari Janger6. Tari Puspanjali7. Tari Kecak8. Tari Pendet9. Tari Barong10. Tari Legong11. Tari Trunjaya12. Tari Baris13. Tari Durga Mahisasura Mardini14. Tari Belibis15. Tari Manuk RawaRekomendasi Buku & Artikel TerkaitBuku TerkaitMateri Terkait Pakaian Adat Khas dengan kostum dan gerakan-gerakan yang memiliki makna serta alur cerita, tari yang berasal dari Bali umumnya menarik banyak hati wisatawan. Salah satu tari dari Bali yang terkenal ialah tari Kecak. Akan tetapi, ada beberapa tari Bali lain yang memiliki kisah dan kekhasan juga lho! Inilah nama-nama tari yang berasal dari Bali dan sedikit kisah di baliknya. 1. Tari Panji Semirang Tari Panji Semirang adalah tari yang berasal dari Bali dan diciptakan pada tahun 1942. Pencipta tari Panji Semirang adalah seorang seniman yang berasal dari Bali juga. Seniman tersebut bernama, I Nyoman Kaler. Ketika menciptakan tari Panji Semirang, I Nyoman Kaler terinspirasi berdasarkan cerita mengenai petualangan dari seorang putri bernama Putri Galuh Candrakirana. Petualangan Putri Galuh Candrakirana adalah bentuk dari petualangannya ketika ia menyamar sebagai seorang laki-laki, dalam penyamaran tersebut Putri Galuh Candrakirana menggunakan Raden Panji usai ia ditinggalkan oleh suaminya karena suaminya telah meninggal dunia. Berdasarkan kisah dari petualangan Putri Galuh Candrakirana tersebut, I Nyoman Kaler pun menciptakan tari Panji Semirang yang memiliki kekhasan berupa hadirnya seorang penari wanita yang menggunakan riasan seperti seorang laki-laki dan menari dengan ekspresi khas, yaitu tersenyum dan membelalakan matanya atau melotot. 2. Tari Margapati Tarian khas dari Bali yang kedua ialah tari Margapati. Seperti halnya tari Panji Semirang, tari Margapati pun memiliki kisah dan makna di balik gerakan-gerakan tarian yang indah. Tidak seperti tari Panji Semirang yang mengisahkan mengenai petualangan seorang putri, tari Margapati justru dinilai memiliki makna yang menyedihkan. Hal ini dikarenakan tari Margapati mengisahkan mengenai kematian. Tari Margapati merupakan tarian yang diartikan menuju kematian. Dalam tari Bali satu ini, kisahnya dibawakan oleh seorang penari perempuan dengan disertai gerakan-gerakan lincah seperti gerakan seorang laki-laki yang ingin menyerang atau menyergap sesuatu. Karena gerakan yang cepat dan lincah tersebut, maka gerakan tari Margapati pun dapat memberikan suasana tegang bagi penonton yang menyaksikannya. Selain itu, tari Margapati akan lebih seru ketika penonton melihatnya secara langsung. Sehingga penampilan tari Margapati pun dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk datang ke Bali menyaksikan tarian satu ini. 3. Tari Wirayudha Tari khas Bali yang ketiga ialah tari Wirayudha. Tari ini mengisahkan mengenai peperangan. Peperangan yang digambarkan dalam tari Wirayudha ini terlihat dari jumlah penari yaitu dua hingga empat pasang penari pria. Selain itu, untuk menggambarkan peperangan yang lebih jelas, maka penari pun dilengkapi dengan aksesoris tari berupa senjata tombak. Selain untuk mencerminkan peperangan, senjata tombak pun mencerminkan para prajurit Bali Dwipa. Selain tombak, para penari juga dilengkapi dengan aksesoris perang lainnya seperti hiasan kepala yang khas dengan budaya Bali atau dikenal pula dengan nama udeng-udeng. Selain mengisahkan mengenai peperangan, tari Wirayudha pun memiliki makna di baliknya, yaitu persiapan dari sekelompok prajurit yang tengah mempersiapkan diri untuk maju ke dalam medan pertempuran. 4. Tari Condong Tak hanya mengisahkan mengenai suatu cerita, ada kepercayaan di balik tari Condong yang banyak dipercayai oleh masyarakat di Bali. Kepercayaan tersebut ialah berdasarkan pada mimpi dari seorang pangeran yang dikisahkan sakit dari Sukawati. Pada mimpi tersebut, seorang pangeran bertemu dengan dua orang gadis yang memiliki paras cantik dan tengah menari. Dalam mimpi tersebut, dua gadis mulai menari dan terlihat gerakan yang dilakukan lemah gemulai serta anggun, hingga membuat pangeran merasa terpesona ketika melihat keelokan dari dua penari tersebut. Lalu, ketika sang pangeran akhirnya sembuh dari sakitnya, tarian tersebut diajarkan pada wanita dan terus dilestarikan hingga kini. Karena cerita mengenai mimpi sang pangeran tersebut, tari Condong hingga kini dapat dinikmati oleh masyarakat Bali hingga para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung. 5. Tari Janger Tari Janger telah ada sejak tahun 1930 dan terus menjadi tarian khas yang berasal dari Bali. Tari Janger mengkisahkan mengenai pergaulan dari anak-anak muda yang ada di Bali dan dimainkan oleh sepasang penari putra serta putri yang berjumlah 10 hingga 16 pasang penari. Para penari tersebut, tidak hanya menari saja akan tetapi juga menyanyikan sebuah lagu dengan judul yang sama lalu saling sahut menyahut. Selain penari tidak hanya menari tetapi juga bernyanyi, tari janger pun memiliki keunikan lainnya. Untuk penari laki-laki, gerakan tarian dimainkan dengan gerakan tari kecak. Sedangkan untuk penari perempuan gerakan tarian digerakan dengan tari janger. Oleh karena itu, tari janger ini tampak meriah karena ada banyak penari, gerakan tari yang berbeda serta lagu yang dinyanyikan oleh penari. 6. Tari Puspanjali Tari puspanjali adalah tarian yang ditampilkan sebagai penyambutan. Tari Puspanjali ditarikan oleh para penari perempuan yang berjumlah lima hingga tujuh penari dan gerakan-gerakan tariannya terinspirasi dari Upacara Rejang. Pada Upacara Rejang, penari akan mengenakan pakaian adat Bali lalu menari untuk menyambut para tamu undangan yang hadir saat upacara diadakan. Karena sebagai tari untuk menyambut tamu, maka gerakan pada tari Puspanjali pun terlihat indah dan mampu memikat para wisatawan. 7. Tari Kecak Tari khas Bali yang ketujuh adalah tari Kecak yang tentunya sudah tidak asing lagi di telinga Grameds bukan? Hal ini dikarenakan tari Kecak memiliki ciri khas yaitu ditarikan oleh banyak penari yang jumlah bahkan hingga puluhan. Sehingga tari Kecak cenderung lebih ramai dan seru untuk ditonton. Dalam tari Kecak, puluhan penari tersebut akan duduk melingkar dan menari sambil menerikan kata cak’ secara bersamaan dengan ritme yang cepat. Karena sorakan cak’ tersebut, maka tari Kecak pun lebih berwarna dan semakin ramai. Tidak hanya seru saja, akan tetapi tari Kecak juga memiliki kisah di baliknya. Kisah di balik tari Kecak adalah mengenai Ramayana, ketika Ramayana berperang melawan Rahwana dan Ramayana dibantu oleh pasukan kera. Karena sangat khas dan cukup terkenal, tari Kecak pun sering kali ditampilkan di hadapan para wisatawan. Tak hanya itu, bahkan ada banyak wisatawan yang mengunjungi daerah khusus di Bali hanya untuk menyaksikan tari Kecak. 8. Tari Pendet Tari Pendet adalah tari khas Bali yang umumnya ditampilkan di tempat ibadah untuk umat Hindu, hal ini dikarenakan tari Pendet merupakan tarian sebagai bentuk pemujaan. Selain itu tari Pendet pun memiliki makna di baliknya, yaitu sebagai bentuk penyambutan dari kedatangan dewa langit. Untuk menyambut kedatangan dewa langit, maka tari Pendet pun dimainkan oleh para penari perempuan yang mengenakan pakaian adat khas Bali. Sebagai tari penyambutan, tari Pendet juga tak jarang ditampilkan untuk menyambut tamu maupun wisatawan yang datang ke Bali. 9. Tari Barong Tari Barong memiliki ciri khas berupa topeng wajah dengan tampak menyeramkan yang dikenakan oleh penarinya. Kata Barong pada nama tarian ini, berasal dari kata bahruang, yang artinya ialah beruang. Meskipun begitu, topeng yang dikenakan dalam tari Barong tidak hanya menampakan wujud beruang saja. Topeng yang dikenakan oleh penari tari Barong juga ada berwujud blasblasan, gajah, anjing, macan serta wujud lainnya. Selain itu, topeng-topeng tersebut juga tidak hanya dikenakan untuk menampilkan tari Barong saja. Akan tetapi juga menjadi cinderamata atau oleh-oleh bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bali. Tari barong ditarikan oleh dua penari laki-laki, di mana salah satu dari penari Barong berada di depan topeng untuk memegang topeng Barong. Sedangkan penari laki-laki lainnya, akan berada di belakang topeng untuk memegang ekor tubuh dari topeng Barong. Seperti halnya tari khas Bali lainnya, tari Barong pun memiliki kisah di baliknya. Tari Barong mengisahkan mengenai seseorang yang memiliki sifat baik. Orang dengan sifat baik ini, diperankan oleh barong. Lalu tari Barong juga mengisahkan mengenai seseorang yang memiliki sifat jahat. Sifat jahat diperankan oleh penari yang mengenakan rangda. Karena mengisahkan dua tokoh yang memiliki karakter baik dan jahat, penonton tari Barong pun bisa mengambil pesan di balik tarian ini. 10. Tari Legong Nama tari Legong, berasal dari dua kata yang memiliki makna berbeda. Dua kata tersebut ialah leg yang artinya adalah luwes serta gong yang artinya ialah gamelan khas dari Bali. Pada mulanya, tari Legong hanya ditampilkan di lingkungan keraton saja. Namun saat ini, tari Legong juga ditampilkan pada kegiatan-kegiatan serta acara di Bali. Tari Legong dimainkan oleh penari wanita yang membawa aksesoris berupa kipas. Sesuai dengan namanya yaitu luwes dan gamelan, maka tari Legong pun ditarikan dengan gerakan-gerakan yang luwes disertai dengan alunan gamelan dari Bali. Perlu diketahui, bahwa tari Legong tidak hanya ada satu jenis saja. Akan tetapi ada beberapa jenis yaitu tari legong jobog, tari legong legod bawa, tari legong keraton dan tari legong kuntul. 11. Tari Trunjaya Tari khas Bali yang kesebelas ialah tari trunjaya yang menceritakan mengenai kisah romantis. Pada tari trunjaya, dikisahkan seorang laki-laki yang sedang jatuh cinta dan diam-diam ia ingin memikat hati perempuan pujaannya. Pada mulanya tari trunjaya hanya dimainkan oleh penari laki-laki saja. Namun, seiring dengan perkembangan kini tari trunjaya pun ditarikan oleh para penari pengiring perempuan. Tari khas Bali ini memiliki keunikan tersendiri. Pada tari trunjaya, ada gerakan seperti kuda-kuda yang dilakukan oleh penari laki-laki sambil membelalakan mata dengan lebar. Gerakan kuda-kuda tersebut, menjadi simbol dari kejantanan laki-laki yang ingin menyatakan perasaan kepada perempuan pujaan hatinya. 12. Tari Baris Pada mulanya, tari baris merupakan tarian khas Bali yang menjadi tarian ritual. Namun pada masa kini, tari baris telah berkembang dan memiliki fungsi sebagai tarian hiburan. Karena mulanya berfungsi sebagai tarian ritual, tari baris pun akan ditarikan oleh banyak penari, gunanya adalah untuk menyesuaikan esensi tari tersebut. Seperti halnya tari kecak yang dilakukan oleh banyak orang, tari baris pun dilakukan oleh penari dalam jumlah banyak, yaitu sekitar 8 hingga 40 penari laki-laki. Selain sebagai tarian ritual, tari baris pun memiliki kisah di baliknya. Tari baris mengisahkan mengenai ketangguhan dari seorang kestaria Bali. Oleh sebab itu, tari baris ditarikan oleh banyak penari laki-laki dengan koreografi yang menunjukan seperti seorang ksatria tangguh. 13. Tari Durga Mahisasura Mardini Tari durga mahisasura mardini merupakan tari khas Bali yang mengisahkan dan terinspirasi dari durga mahisasura mardini yang tertulis pada lontar siwagama. Pada naskah klasik siwagama tersebut, mengisahkan mengenai peristiwa ketika dewa dewi di surga kelelahan karena harus bertanding dengan raksasa Rakta. Pada tari durga mahisasura mardini, tarian ini ditarikan oleh sepuluh penari yang terdiri dari penari laki-laki dan perempuan. Sebagian penari, dikisahkan mewakili raksasa Rakta. Sedangkan satu penari akan berperan sebagai Durga yang digambarkan sebagai sosok dewi kuat dengan membawa senjata dewata nawasanga. Ketika pementasan tari durga mahisasura mardini, para penari diiringi dengan musik gamelan semarandana, musik gamelan ini merupakan bentuk yang dari dari hasil pembaruan dari gong kebyar semar pegulingan. 14. Tari Belibis Tari belibis merupakan tari khas Bali yang diciptakan oleh N L N Swasthi Wijaya Bandem serta I Nyoman Windha di tahun 1984. Tari belibis diilhami sebagai tari yang mengisahkan mengenai kisah Angling Dharma. Ketika tengah mengembara, Raja Angling Dharma bertemu dengan seorang putri raksasa yang memakan manusia. Lalu karena khawatir keberadaannya akan diketahui sang raksasa, maka Angling Dharma pun mengutuk putri raksasa tersebut menjadi burung belibis. Untuk menggambarkan kisah tersebut, maka tari belibis pun ditarikan oleh sebuah kelompok. Gerakan-gerakan pada tari belibis, juga terlihat lentur untuk menggambarkan seekor burung belibis yang terbang. Contohnya seperti gerakan pada kepala maupun leher, tangan serta kaki dan pandangan mata dari para penari tari belibis. Ketika pementasan tari belibis, para penari akan menari dengan iringan gamelan Bali yang dimainkan dengan ritme yang lincah serta agresif. Gamelan Bali yang digunakan pada tari belibis meliput Cengceng Gangsa, Reong, Penyahcah, Kempul, Suling, Gong, Kendang, Jegongan dan Kajar. 15. Tari Manuk Rawa Tari manuk rawa diciptakan oleh I Wayah Dibia yang berperan sebagai koreografer pada penciptaan tari ini dan I Wayan Beratha yang berperan sebagai komposer dalam penciptaan tari manuk rawa yang tercipta pada tahun 1981. Tari manukrawa merupakan tari tradisional Bali yang masih eksis hingga sekarang. Pada mulanya, tari manukrawa merupakan bagian dari sendratari Ramayana Mahabarata Bale Gala-gala yang menjadi karya dari tim sendratari ramayana mahabarata Bali dan dipentaskan pada sekitar tahun 1980. Lalu setelah itu, tari manuk rawa pun dikembangkan dan kini menjadi salah satu tarian hiburan khas Bali. Nama dari tari khas Bali satu ini merujuk pada kata manu yang artinya ialah burung serta rawa. Pada umumnya, tari manuk rawa akan dipentaskan oleh penari perempuan yang berjumlah lima hingga tujuh orang. Itulah 15 nama-nama tari yang berasal dari Bali serta kisah di baliknya. Apabila Grameds ingin mengetahui lebih lanjut mengenai tari tradisional Indonesia lainnya, Grameds bisa mencari tahu lebih dalam dengan membaca buku yang tersedia di Sebagai SahabatTanpaBatas, Gramedia selalu menyediakan beragam buku menarik dan bermanfaat untuk Grameds. Jadi tunggu apa lagi? Segera beli dan miliki bukunya sekarang juga! Rekomendasi Buku & Artikel Terkait BACA JUGA Seni Tari Pengertian, Unsur-Unsur, Fungsi, dan Jenis 25 Nama Tarian Daerah dan Asalnya Mengenal Sejarah dan Asal Tari Kecak Sejarah Asal Tari Pendet dan Makna Tariannya Sejarah, Makna, Properti & Asal Tari Seudati Tari Saman Pengertian, Sejarah, Makna Gerakan ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien